• Beranda
  • ISCADB 2024
  • Kegiatan
    • ISCADB 2023
    • Workshop NGS 2019
    • ISCADB 2019
  • Divisi & Publikasi
    • Neuromuscular Disorders
    • Animal Model
    • Bioinformatics
    • Cancer Genetics
    • Clinical genetics & Genetics Counseling
    • Complex Genetics Disorders & Birth Defects
    • Cytogenetics
    • Genetic Testing Registry
    • Pharmacogenomic
    • Viral Genomics
  • Tentang Pokja Genetik
  • Kanal Pengetahuan
  • Penghargaan
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada POKJA GENETIK
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • ISCADB 2024
  • Kegiatan
    • ISCADB 2023
    • Workshop NGS 2019
    • ISCADB 2019
  • Divisi & Publikasi
    • Neuromuscular Disorders
    • Animal Model
    • Bioinformatics
    • Cancer Genetics
    • Clinical genetics & Genetics Counseling
    • Complex Genetics Disorders & Birth Defects
    • Cytogenetics
    • Genetic Testing Registry
    • Pharmacogenomic
    • Viral Genomics
  • Tentang Pokja Genetik
  • Kanal Pengetahuan
  • Penghargaan
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
  • Beranda
  • Pharmacogenomic

Pharmacogenomic

  • 29 Mei 2018, 12.27
  • Oleh: nova.yuli.p.b
  • 0

Pengantar Farmakogenomik

Pada tatanan klinik ditemukan permasalahan adanya kegagalan pengobatan dan terkadang tidak diketahui mengapa demikian. Pasien dengan hasil pemeriksaan klinik dan pemeriksaan penunjang sama dan diagnosis yang sama juga mendapat terapi jenis obat yang sama namun tidak menghasilkan luaran klinik yang sama. Sebagian pasien memberikan hasil bagus atau sembuh, sebagian berhasil sembuh tetapi memberikan efek samping, sebagian tidak memberikan efek terpai namun efek toksik bahkan sebagia sama sekali tidak memberikan efek. Bila kita melihat dari konsep farmakoterapi, obat setelah masuk kedalam tubuh akan mengalami 1. proses farmakokinetika yaitu proses absorpsi, distribusi, metabolism dan eliminasi, 2. Proses farmakodinamik yaitu obat akan bekerja di target sel atau organnya dan 3. Luaran klinik atau clinical outcome yaitu obat tersebut akan berefek dan atau efek tidak diinginkan. Proses farmakoterapi diketahui dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain factor individunya dan gender, factor usia, factor penyakitnya dan factor genetic. Faktor genetic ini yang belum dipertimbangkan saat memberikan obat kepada pasien.

Setelah berkembangnya ilmu biologi molecular dan genetic dimulai penelitian penelitian genetic yang dihubungkan dengan farmakoterapi dan bidang tersebut dinamakan farmakogenetik atau farmakogenomik. Farmakogenomik mempelajari hubungan farmakoterapi dan variasi genetic yang dimiliki oleh individu. Variasi genetic tersebut mempengaruhi kerja obat dalam tubuh baik proses farmakokinetika,  farmakodinamiknya dan clinical outcome. Ilmu Farmakogenomik inilah yang dapat menjelaskan permasalahan pada tatanan klinik tersebut di atas. Harapan masa depan bahwa di dunia pengobatan setiap individu  akan mendapatkan obat yang sesuai dengan variasi genanya atau disebut juga Personalized Medicine.

 

(Dr. Med. dr. Indwiani Astuti)

Universitas Gadjah Mada

POKJA GENETIK

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Alamat: Jalan Kesehatan No. 1, Sleman, Yogyakarta 55281

Telp/Fax: 0274-631036

Email: pokjagenetikugm@gmail.com
Instagram: @pokjagenetikugm
Twitter: @pokjagenetikugm
Facebook: Pokja Genetik UGM

 

 

© POKJA GENETIK FKKMK UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju