Pengantar Farmakogenomik
Pada tatanan klinik ditemukan permasalahan adanya kegagalan pengobatan dan terkadang tidak diketahui mengapa demikian. Pasien dengan hasil pemeriksaan klinik dan pemeriksaan penunjang sama dan diagnosis yang sama juga mendapat terapi jenis obat yang sama namun tidak menghasilkan luaran klinik yang sama. Sebagian pasien memberikan hasil bagus atau sembuh, sebagian berhasil sembuh tetapi memberikan efek samping, sebagian tidak memberikan efek terpai namun efek toksik bahkan sebagia sama sekali tidak memberikan efek. Bila kita melihat dari konsep farmakoterapi, obat setelah masuk kedalam tubuh akan mengalami 1. proses farmakokinetika yaitu proses absorpsi, distribusi, metabolism dan eliminasi, 2. Proses farmakodinamik yaitu obat akan bekerja di target sel atau organnya dan 3. Luaran klinik atau clinical outcome yaitu obat tersebut akan berefek dan atau efek tidak diinginkan. Proses farmakoterapi diketahui dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain factor individunya dan gender, factor usia, factor penyakitnya dan factor genetic. Faktor genetic ini yang belum dipertimbangkan saat memberikan obat kepada pasien.
Setelah berkembangnya ilmu biologi molecular dan genetic dimulai penelitian penelitian genetic yang dihubungkan dengan farmakoterapi dan bidang tersebut dinamakan farmakogenetik atau farmakogenomik. Farmakogenomik mempelajari hubungan farmakoterapi dan variasi genetic yang dimiliki oleh individu. Variasi genetic tersebut mempengaruhi kerja obat dalam tubuh baik proses farmakokinetika, farmakodinamiknya dan clinical outcome. Ilmu Farmakogenomik inilah yang dapat menjelaskan permasalahan pada tatanan klinik tersebut di atas. Harapan masa depan bahwa di dunia pengobatan setiap individu akan mendapatkan obat yang sesuai dengan variasi genanya atau disebut juga Personalized Medicine.
(Dr. Med. dr. Indwiani Astuti)